fia

Bandung, Indonesia
+62 - 8522...
zulfianizulkarnaini@yahoo.com

Hiking

Hiking

14 Maret 2013

 

Gunung, Kawah, Edelwise, Nanjak, Dingin…

Progress terbaik di tahun 2013 adalah akhirnya saya ngerasain naik gunung juga. Kemajuan pesaaatttt, haha….,  secara saya males ngelakuin sesuatu yang bikin repot dan capek.

Jadi ceritanya kantor ngadain hiking ke Gunung Papandayan di Garut. Semenjak tahu bahwa acara jalan-jalannya adalah naik gunung saya langsung memutuskan tidak akan ikut serta. Namun, karena suatu hal, H-1 saya putuskan untuk ikut.

Sehari sebelumnya saya pulang cukup telat. Biasalah kalu mau libur kerjaan jadi numpuk. Alhasil, disamping perginya nggak niat-niat banget jadi nggak terlalu mempersiapkan banyak hal.

Kita berangkat dari Bandung jam 6 pagi. Sampai sekitar daerah Papandayan jam 10an. Menurut prediksi bisnya bisa masuk sampai kawasan Papandayan. Eh, kenyataanya jauh dari prediksi. Demi apa dah kita akhirnya harus naik kol buntung.... Tsaaaahhhhhh, udah kayak domba garut aja, Haduuuhhh... rempong. Tapi karena kebersamaan lama-lama cuek aja. Perjalanan ke gerbang masuk Papandayan cukup jauh, jalanannya juga rusak banget meski sudah di aspal.

Jam 11an kita mulai nanjak. Awal-awal masih senang dan semangat. Katanya perjalanan ke puncak 2 jam. Pertama-tama jalannya masih bagus dan datar. Lama-lama mulai nanjak dan berbatu. Semakin ke atas bau belerang dan asap kabut mulai menyapa. Dan ternyata 2 jam itu baru setengah perjalanan, haha... Yaiyalah 2 jam ga nyampe-nyampe secara jalannya kayak siput semua, hihi... Maklum kita-kita kan pada nggak biasa naik gunung, hehe... Tadinya rencana kita mau makan siang di puncak. Tapi berjam-jam nggak nyampe-nyampe dan perut udah mulai berdendang akhirnya kita makan aja deh. Setelah makan siang, kita lanjut perjalanan. Satu-persatu pendaki mulai berguguran. Tadinya saya juga pengen ikut mundur juga, tapi sayang udah setengah jalan.  Semakin ke atas jalanannya nggak lagi bebatuan. Mulai bertanah dan dipenuhi hutan. Jalanan mulai sulit di daki dan curam. Semakin ke atas mulai keliatan pemandangan yang indah. Wuuiiiihh, jadi seneng banget. Rasa capeknya terbayarkan. Tapi tiba-tiba langsung hujan. Awalnya gerimis terus hujan gede. Tadinya kita mau nyerah aja. Tapi akhirnya nekat juga deh lanjut terus sampai puncak. Akhirnyaaaaa, nemu juga yang namanya Edelweis. ternyata gitu doang toh, hehe... Tapi bikin nggak penasaran lagi. Di puncak ketemu sama orang-orang yang camping pasang tenda. Jadi envy deh pengen ikutan juga, huhu...


Karena faktor cuaca dan waktu yang sangat tidak mendukung kita cuma bentar di atas. Kita langsung turun lagi. Dan turun itu selalu lebih sulit daripada nanjak. Saya entah udah berapa kali kepeleset. Aduh nggak kebayang deh kalau jatuh ke jurang, mana jalur pendakian ini sering di samping jurang lagi. Sesampainya di daerah bebatuan, kabut udah banyak. Jalanan depan udah mulai nggak keliatan. Udah takut aja salah jalan. Mana pas perjalanan pulang saya tinggal bertiga. Sebenenrnya jarak sama temen yang di depan dan belakang nggak terlalu jauh, tapi nggak tahu kenapa udah kepisah gitu aja. Mulai sedikit takut, tapi banyak-banyak berdoa. Setelah ngikutin alur jalan, Alhamdulillah ngeliat orang di depan. Ternyata nggak salah jalan. Emang bahaya nanjak musim hujan gini, jadi banyak kabut. Harus banyak hati-hati.

Setelah dijalanin, ternyata ternyata naik gunung itu menyenangkan :)

Baru pertama kali ngeliat kawah, gunung bebatuan, hutan, air terjun, sungai, dan terutama edelweis, dalam satu tempat.... waahhhhh, pokoknya semuanya indah....

Namun ya kesan naik gunung tetep aja rempong. Mana hujan lagi. Lain kali pokoknya kalau naik gunung selain sedia jaket tebal harus bawa jas hujan, payung, sendal,  dan baju ganti. Saya cukup kerepotan gara-gara nggak bawa itu semua. Bikin nggak betah.

 

See you in another Mountain story...

Semoga saya nggak kapok naik gunung, hihi....