16 Jan 14
Seperti yang pernah saya tulis di posting sebelumnya bahwa semenjak bekerja saya jadi rajin baca koran. Awalnya saya baca koran lokal Bandung. Tapi disamping ukurannya yang besar (saya ga nyaman dengan sesuatu yang ribet, haha), isinya juga kebanyakan berita kriminalitas dan jarang berita luar negrinya. Bukan tidak suka dan tidak peduli, tapi membosankan dan bikin saya sedikit ngeri. Akhirnya saya coba beralih membaca koran Tempo.
Teman di kereta atau pun di kantor pasti mengira saya suka politik karena suka membaca koran Tempo. Padahal awalnya saya suka karena ada berita luar negrinya. Lama-kelamaan semakin tertarik karena ada rubrik teknologi. Maklum saja basic ilmu saya kimia, jadi jiwa dan naluri science-nya muncul :p.
Namun setelah berhari-hari saya baca koran Tempo ternyata isinya beragam. Politik, ekonomi, bisnis, teknologi, olahraga, gadget, profil atau biografi, dan rubrik-rubrik lainnya yang sangat menarik. Semenjak itulah saya jadi sangat menyukai membaca koran Tempo.
Saya semakin menyadari keuntungan membaca koran ini sewaktu saya mengikuti ujian masuk CPNS. Saya sampai ke tahap wawancara di instansi tersebut. Hal yang paling membuat saya sennang sekaligus bangga adalah ketika wawancara saya diwawancarai oleh divisi Project Hujan Buatan. Saya langsung antusias, karena beberapa bulan sebelumnya saya pernah membaca artikel tentang hujan buatan tersebut di koran Tempo.
Meski akhirnya saya tidak lulus CPNS di instansi tersebut, saya tetap merasa puas. Salah satunya saya senang karena membaca koran membuat kita banyak tahu dan memberi wawasan yang luas.
Selain keuntungan di atas, bagi saya pegawai swasta yang berhubungan dengan dunia bisnis, koran juga merupakan gudang info bagi saya. Dari koran saya tahu seberapa besar kelemahan rupiah terhadap dollar. Dan kabar-kabar terkini tentang buyer-buyer yang kami supply.
Jadi, rajin baca koran yuk!!
Ganbar: https://i.huffpost.com/gen/822639/thumbs/o-READING-NEWSPAPER-facebook.jpg
