fia

Bandung, Indonesia
+62 - 8522...
zulfianizulkarnaini@yahoo.com

Jika Aku Menjadi

04/03/2011 22:05

 

 

Habis KKNM dapet  tugas bikin tulisan “jika aku menjadi”, bingung mau nulis apa. Dimana teman-teman kelompok KKN lain dah pada ngumpulin ini tugas, sementara kelompok KKN saya baru dikasih tugas ini, huuu... geus kamana deui caritana, hehe...

Mau nulis tentang semua pengalaman di sana, tapi pasti jadinya bakalan berlembar-lembar, sedangkan lagi sibuk-sibuknya kuliah. Setelah  2 x ganti cerita, akhirnya inilah yang keluar dari pikiran saya. Cukup amat sangat mengarang dan mengkhayal-khayal, hehe...

 

 

Nama  : Zulfiani Z.

NPM    : 140210080091

Jurusan Kimia FMIPA Unpad

 

Jika aku menjadi warga Desa Panyindangan

 

Panyindangan, sebuah desa di Sumedang, membutuhkan waktu 1 jam dari Kota Sumedang ke Desa Panyindangan. Satu bulan, 14 Januari - 13 Februari, aku tinggal di desa ini. Desa panyindangan merupakan desa agraris, terhampar luas sawah dimana-mana, bagaikan permadani hijau, sungguh indah. Di kota mungkin hanya sedikit sawah yang dapat kita lihat, bahkan tidak ada. Di sini aku tinggal di rumah emak. Rumahnya sungguh menyenangkan. Rumah yang asri. Depan rumah dihiasi dengan berbagai tanaman, dan juga kolam kecil nan indah. Di  belakang rumah terdapat kolam juga, namun lebih besar yang berisi banyak ikan, ada ikan lele, mas, dan lainnya. Dari belakang rumah emak juga dapat langsung terlihat hamparan sawah hijau nan luas. Udaranya pun sangatlah segar. Sungguh pemandangan yang indah. Di sepanjang jalan desa ini, di sekitar pematang sawah, dan kebun-kebun terlihat banyak sekali tertanam pohon pisang.

Keripik pisang, sale pisang, dan opak, merupakan makanan yang sering ditemui di daerah ini. Hampir setiap hari aku memakan makanan ini sebagai cemilan. Bahkan setiap berkunjung ke rumah Pak Kades, ataupun warga sekitar, makanan ini selalu tersaji di atas meja. Hal ini dikarenakan banyaknya pohon pisang yang ditanam, sehingga mereka dengan mudah mengolah pisang ini menjadi bahan makanan. Aku tidak pernah tahu bagaimana cara memasak keripik pisang ataupun sale pisang. Pada suatu hari aku diajak oleh Bu Kades untuk membantunya memasak keripik pisang. Ternyata untuk memasak keripik pisang tidaklah sulit, hanya diperlukan pisang yang masih sangat muda kemudian dipotong-potong dengan sebuah alat sederhana, dan bumbu yang digunakan pun sangat sederhana, bahkan bisa hanya menggunakan bumbu penyedap yang biasa dijual di warung-warung. Sepulang dari membantu Bu Kades memasak, aku dan teman-temanku di bekali keripik pisang yang telah kami masak tadi untuk dibawa pulang.

Selain keripik pisang, ada juga sale pisang. Sale pisang disini sangat enak. Pertama kali aku memakannya ketika aku dan teman-temanku berkunjung ke sebuah rumah Pak RW di Dusun Dangdeur untuk mencari info tentang keadaan daerah dan warga dusun tersebut. Di depan rumahnya kami melihat banyak pisang sedang di jemur. Kemudian kami menanyakan untuk apa pisang tersebut. Ibu RW menjawab bahwa pisang tersebut untuk dibuat sale pisang. Ketika kami sedang mengobrol dengan Pak RW, ternyata ibu RW memasakkan kami sale pisang. Keadaan waktu itu sedang hujan gerimis, jadi sangat nikmat memakan sale pisang yang masih hangat.

Beberapa hari kemudian, kami mencoba membuat sale pisang di rumah emak. Membuat sale pisang juga sangatlah mudah. Pisang yang telah di jemur beberapa hari lalu di goreng dengan menggunakan tepung sale pisang. Tepung sale ini seperti tepung terigu, namun telah dibumbui. Aku kurang mengetahui bumbunya apa saja. Sungguh senang bisa belajar memasak keripik pisang dan sale pisang.

Jika aku menjadi warga desa ini, aku ingin sekali memanfaatkan usaha keripik pisang dan sale pisang ini. Di desa ini aku tidak menemukan warga yang membuat keripik dan sale pisang sebagai bisnis. Namun , hanya bisnis kecil-kecilan yang dijual di kantin sekolah atau warung-warung sekitar. Hal ini, mungkin dikarenakan hampir di setiap rumah bisa dan sering memasak keripik dan sale pisang ini.

Aku ingin sekali memanfaatkan bisnis ini ke luar Desa Panyindangan. Menjual hasil olahan makanan ini di kota Bandung dan sekitarya. Jika mereka mampu memanfaatkan peluang ini, kupikir desa mereka akan lebih maju. Sumber  bahan baku, yaitu pisang, sangatlah mudah didapat. Alat dan cara memasak sangatlah mudah dan sederhana. Orang-orang di desa ini pun sudah sangat terampil memasak keripik dan sale pisang ini. Jadi bukanlah hal yang sulit untuk memasarkan keripik dan sale pisang ini di luar Desa Panyindangan.

Banyak hal yang aku pelajari di desa ini. Apalagi tentang olahan makanannya. Mereka akan mampu meningkatkan taraf hidupnya dari usaha ini. Dengan memanfaatkan peluang ini sektor lain seperti pendidikan dan kesehatan pun akan lebih maju. Apalagi pendidikan di desa ini yang menurutku kurang maju. Bantuan dana operasional yang diberikan pemerintah tidaklah cukup untuk menjadikan Sekolah Dasar Negeri di desa ini menjadi sekolah berstandar nasional. Padahal kepala sekolahnya sangat bercita-cita untuk kemajuan sekolahnya. Jika sektor ekonomi ini mampu dimaksimalkan, maka sektor pendidikan pun akan lebih maksimal. Tingkat pendidikan pun akan lebih baik.

Saya sangat menginginkan kemajuan desa ini. Desa yang masih menjungjung seni budaya, berbudi pekerti luhur, dan sangat menerima masukan dari luar  sangatlah layak untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Saya sangat ingin memajukan desa ini dari semua sektor, baik segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan di bangku kuliah sebagai mahasiswa ingin sekali saya amalkan. Semoga Desa Panyindangan ini bisa menjadi desa yang maju dan berpotensi.


HTML Comment Box is loading comments...